Jumat, 29 Juli 2016

Satu Lagi Inspirasi dari BJ Habibie

Kita tak bisa membangun suatu bangsa tanpa melalui suatu sistem yang baik.
istimewa /
Presiden RI ke-3 BJ Habibie
 
Kisah inspiratif mantan Presiden Baharuddin Jusuf (BJ) Habibie kembali dituangkan dalam buku dan akan difilmkan. Sebelumnya, kisah cinta bapak teknologi ini dalam film Habibi & Ainun sukses menyita perhatian pencinta buku biografi maupun film Indonesia.

Penulis Gina S Noer mengatakan, buku berjudul Rudy, Kisah Masa Muda Sang Visioner ini berisi kisah inspiratif BJ Habibie yang patut ditiru kalangan muda. Rudy—panggilan kecil BJ Habibie—bukan hanya jenius, melainkan juga ia tidak pernah berputus asa.

Kisah Rudy akan difilmkan, yang rencananya bakal tayang perdana pada Desember 2016. "Saya akan kembali menjadi penulis naskah dari film," ujar Gina usai peluncuran buku yang digelar di Perpustakaan Habibie Ainun di kediaman BJ Habibie, Jalan Patra Kuningan XIII, Jakarta Selatan, Senin (12/10).

Menulis biografi orang ternama bukan perkara mudah. Dalam pengerjaan biografi Presiden RI periode 1998-1999 itu, Gina menemui beberapa tantangan. 

"Pada dasarnya kan, saya penulis skenario yang menulis untuk visual, tapi ini buku pertama saya jadi beda banget. Kesulitannya di situ," ucapnya.

BJ Habibie juga sangat memperhatikan hal-hal detail dari cerita masa mudanya. Ia berharap, kisah ini menginspirasi generasi muda dan mampu membuat orang berani percaya pada potensi orang lain. 

Buku tersebut bercerita mulai masa kecil Rudy, masa remaja, kehidupan kuliah, termasuk kisah cintanya dengan perempuan asal Jerman bernama Ilona sebelum berjumpa Ainun. "Biasalah, saya kan juga manusia biasa, ada kawan cantik beri saya senyum manis, masak merengut?" kata Habibie. 

Mantan presiden itu bercerita, ia belajar ke Jerman bukan atas beasiswa. Itu karena ibunya pantang memanfaatkan uang negara selagi masih bisa membiayai anaknya sendiri. 

"Kiriman ibu saya sering telat. Saya sering kelaparan. Ilona ini baik pada saya. Dia sering datangi saya ke perpustakaan, beri apel dan roti," katanya.

Jalan Sukses
Habibie mengungkapkan, tidaklah mudah menjadi seorang jenius dan pintar. Butuh kerja keras dan ketekunan menjalani itu semua. "Saya dari lahir cuma butuh tidur empat jam, selebihnya yang 20 jam, pancaindra saya menyerap lingkungan sekitar dan bertanya-tanya. Mungkin karena pancaindra sangat aktif itulah, saat kecil saya sudah mulai bertanya-tanya dan kalau tidak bisa mendapatkan jawaban yang memuaskan, saya menangis," tuturnya.

Ia menjelaskan, salah satu keunggulan bangsa ini adalah sumber daya manusia. "Sejak Boedi Oetomo, keunggulan bangsa ini yang dikedepankan sumber daya manusia. Generasi Boedi Oetomo melahirkan Sumpah Pemuda. Generasi Sumpah Pemuda melahirkan sesuatu yang nyata, yakni proklamasi kemerdekaan. Sejak hari itu sampai hari ini, kita tidak lupa prinsip dasar undang-undang dan dasar negara dalam kehidupan sehari-hari," ucapnya.

Indonesia juga memiliki beraneka budaya dan memegang teguh prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa. Menurutnya, itu semua dasar-dasar penting bagi pengembangan sumber daya manusia saat ini. Kebudayaan, agama, dan pendidikan akan menghasilkan manusia yang memiliki iman dan ketakwaan.

Selain itu, manusia harus mengerti ilmu pengetahuan dan teknologi. Jika ditopang dengan ketakwaan tadi, ia melanjutkan, manusia akan menghasilkan produktivitas yang tinggi. 

“Namun, untuk mencapai itu semua, bangsa ini terlebih dahulu harus merdeka dan bebas. Hanya saja, generasi penerus jangan menyalahartikan kemerdekaan dan kebebasan yang sudah susah payah direbut para pejuang,” katanya tegas.

Mantan menteri riset dan teknologi era Orde Baru tersebut mengemukakan, kita tidak bisa membangun bangsa, tanpa melalui suatu sistem. Sistem yang baik akan menentukan perjalanan bangsa dan negara yang baik ke depan. Karena itu, menjadi tugas semua anak bangsa guna belajar mengenai sistem yang tepat dan baik untuk membangun bangsa.

Sumber : Sinar Harapan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar