Mukjizat yang di turunkan kepada wali Allah dipertanyakan kebenarannya. Bukan dalam rangka mengingkari firman-firman Tuhan, tetapi lebih kepada pencarian kebenaran. Teknologi yang semakin canggih mempermudah segala sesuatu dalam proses pembuktian hal-hal tersebut secara logis dan berbasis sains. Dan luar biasanya akhir-akhir ini banyak mukjizat yang pada zamannya adalah sesuatu yang tidak masuk akal menjadi terang dan penuh penjelasan empiris baik secara teori keilmuan ataupun fakta-fakta nyata.
Sebagai salah satu contoh penemuan
kerangka kapal yang diduga bahtera Nabi Nuh yang menggemparkan dunia
berikut penjelasan ilmiah mengenai banjir besar yang melenyapkan
peradaban manusia pada waktu itu, teori-teori yang di lemparkan ke
publik sangat detail dan masuk akal dan terukur. Dan tidak kalah heboh,
penemuan artefak-artefak kuno serta tulang belulang di dasar laut merah
yang diduga adalah peninggalan dari balatentara Firaun yang tenggelam
saat mengejar nabi Musa AS dan ummatnya.
Seorang Arkeologi bernama Ron Wyatt pada ahir
tahun 1988 menyatakan bahwa dirinya telah menemukan beberapa bangkai roda
kereta tempur kuno di dasar laut merah. Menurutnya, mungkin ini
merupakan bangkai kereta tempur Pharaoh yang tenggelam di lautan
ketika digunakan untuk mengejar Musa bersama para pengikutnya.
Menurut pengakuannya, selain menemukan beberapa bangkai roda kereta
tempur berkuda, Wyatt bersama para krunya juga menemukan beberapa tulang
manusia dan tulang kuda ditempat yang sama.
penemuan ini
tentunya semakin memperkuat dugaan bahwa sisa-sisa tulang belulang itu
merupakan bahagian dari kerangka para tentara Pharaoh yang
tenggelam di laut Merah. Apalagi dari hasil pengujian yang dilakukan di
Stockhlom University terhadap beberapa sisa tulang belulang yang
berhasil ditemukan, memang benar adanya bahwa struktur dan kandungan
beberapa tulang telah berusia sekitar 3500 tahun silam, di mana menurut
sejarah,kejadian pengejaran itu juga terjadi dalam kurun waktu yang
sama.
Selain itu, ada suatu benda menarik yang juga berhasil
ditemukan, yaitu poros roda dari salah satu kereta kuda yang kini
keseluruhannya telah tertutup oleh batu karang, sehingga untuk saat ini
bentuk aslinya sangat sulit untuk dilihat secara jelas. Mungkin Allah
sengaja melindungi benda ini untuk menunjukkan kepada kita semua bahwa
mukjizat yang diturunkan kepada Nabi2-Nya merupakan suatu hal yang nyata
dan bukan merupakan cerita karangan belaka. Di antara beberapa bangkai
kereta tadi, ditemukan pula sebuah roda dengan 4 buah jeruji yang
terbuat dari emas. Sepertinya, inilah sisa dari roda kereta kuda yang
ditunggangi oleh Pharaoh sang raja.
Lokasi penyeberangan
diperkirakan berada di Teluk Aqaba di Nuweiba. Kedalaman maksimum
perairan di sekitar lokasi penyeberangan adalah 800 meter di sisi ke
arah Mesir dan 900 meter di sisi ke arah Arab. Sementara itu di sisi
utara dan selatan lintasan penyeberangan (garis merah) kedalamannya
mencapai 1500 meter. Kecerunan laut dari Nuweiba ke arah Teluk Aqaba
sekitar 1/14 atau 4 darjah, sementara itu dari Teluk Nuweiba ke arah
daratan Arab sekitar 1/10 atau 6 darjah. Diperkirakan jarak antara
Nuweiba ke Arab sekitar 1800 meter. Lebar lintasan Laut Merah yang
terbelah diperkirakan 900 meter.
Dapatkah kita membayangkan
berapa daya atau tekanan yang diperlukan untuk membelah air laut hingga
memiliki lebar lintasan 900 meter dengan jarak 1800 meter pada kedalaman
perairan yang rata2 mencapai ratusan meter untuk waktu yang cukup lama,
mengingat pengikut Nabi Musa yang menurut sejarah berjumlah ribuan?
(menurut tulisan lain diperkirakan jaraknya mencapai 7 km, dengan jumlah
pengikut Nabi Musa sekitar 600.000 orang dan waktu yang ditempuh untuk
menyeberang sekitar 4 jam).
Menurut perkiraan, Diperlukan
tekanan (gaya per satuan luas) sebesar 2.800.000 Newton/m2 atau setara
dengan tekanan yang kita terima Jika menyelam di laut hingga kedalaman
280 meter. Jika kita kaitkan dengan kecepatan angin, menurut beberapa
perhitungan, setidaknya diperlukan hembusan angin dengan kecepatan
konsisten 30 meter/detik (108 km/jam) sepanjang malam untuk dapat
membelah dan mempertahankan belahan air laut tersebut dalam jangka waktu
4 jam.
Dan (ingatlah), ketika kami belah laut untukmu, lalu kami selamatkan
kamu dan kami tenggelamkan (Fir’aun) dan pengikut-pengikutnya sedang
kamu sendiri menyaksikan (QS 2:50).Dan kami memungkinkan Bani Israil
melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir’aun dan bala tentaranya,
Karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir’aun itu
Telah hampir tenggelam berkatalah dia: “Saya percaya bahwa tidak ada
Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya
termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)” (QS 10:90). Dan
Sesungguhnya Telah kami wahyukan kepada Musa: “Pergilah kamu dengan
hamba-hamba-Ku (Bani Israil) di malam hari, Maka buatlah untuk mereka
jalan yang kering di laut itu[933], kamu tak usah khawatir akan tersusul
dan tidak usah takut (akan tenggelam)”. (QS 20:77)Maka Fir’aun dengan
bala tentaranya mengejar mereka, lalu mereka ditutup oleh laut yang
menenggelamkan mereka. (QS 20:78)Lalu kami wahyukan kepada Musa:
“Pukullah lautan itu dengan tongkatmu”. Maka terbelahlah lautan itu dan
tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar. (QS 26:63)
Simulasi terbelahnya laut merah oleh ilmuan berdasarkan hukum fisika
Seperti yang mister kutip dari didiksugiarto.com
Sekelompok ilmuan asal Amerika bahkan melakukan simulasi khusus untuk
membuktikan secara ilmiah proses terbelahnya laut merah tersebut. Peran
angin dari timur yang berhembus kencang
dikabarkan membantu terbelahnya Laut Merah oleh Nabi Musa seperti yang
tertulis pada kitab suci agama Samawi,
Simulasi komputer memperlihatkan bagaimana angin
dapat menghempaskan air laut sehingga mencapai dasar lautan dan
membentuk laguna, kata kelompok peneliti di Badan Nasional Penelitian
Atmosfir dan Universitas Colorado di Boulder.
"Simulasi tersebut hampir cocok
dengan apa yang di ceritakan dalam kitab suci," kata pemimpin penelitian
itu, Carl Drews dari NCAR.
Menurut
Carl, berdasarkan ilmu fisika, angin dapat menghempaskan air menjadi
sebuah jalur yang aman untuk dilintasi karena sifatnya yang luwes,
kemudian kembali mengalir seperti semula.
Menurut tulisan dari
kitab suci Islam maupun Kristen, Nabi Musa AS. memimpin umat Yahudi
keluar dari Mesir atas kejaran Firaun pada 3.000 tahun yang lalu. Laut
Merah saat itu terbelah sementara untuk membantu rombongan Musa melintas
dan langsung menutup kembali, menenggelamkan para tentara Firaun.
Drews
dan kelompoknya meneliti tentang angin topan yang berasal dari Samudera
Pasifik menciptakan badai besar yang dapat menghempaskan air di laut
dalam.
Kelompoknya menunjukkan kawasan selatan Laut Mediterania
yang diduga menjadi tempat penyeberangan itu, dan memaparkan bentuk
tanah yang berbeda karena terbentuk setelahnya serta memicu isu mengenai
lautan yang terbelah.
Pemaparan tersebut membutuhkan bentuk
tapal kuda Sungai Nil dan laguna dangkal di sepanjang garis pantai. Hal
ini memperlihatkan angin berkecepatan sekitar 101 kilometer per jam yang
berhembus selama 12 jam, dapat menghempaskan air pada kedalaman sekitar
dua meter.
"Laguna itu memiliki panjang sejauh 3-4 kilometer dan
lebar sejauh lima kilometer yang terbelah selama empat jam," kata
mereka di dalam Jurnal Perpustakaan Umum Ilmu Pengetahuan, PloS ONE.
"Masyarakat
telah dibuat kagum atas cerita pembelahan laut itu, membayangkan bahwa
hal itu terjadi secara nyata," kata Drew menambahkan bahwa penelitian
ini menjelaskan tentang pembelahan laut tersebut berdasarkan hukum
fisika.(MRA).
sumber :
Di
zaman serba canggih dan logis seperti sekarang ini, kisah-kisah yang
diceritakan dalam kitab suci termasuk mukjizat-mukjizat yang di turunkan
kepada wali Allah dipertanyakan kebenarannya. Bukan dalam rangka
mengingkari firman-firman Tuhan, tetapi lebih kepada pencarian
kebenaran. Tekhnologi yang senakin canggih mempermudah segala sesuatu
dalam proses pembuktian hal-hal tersebut secara logis dan berbasis
sains. Dan luar biasanya akhir-akhir ini banyak mukjizat yang pada
zamannya adalah sesuatu yang tidak masuk akal menjadi terang dan penuh
penjelasan empiris baik secara teori keilmuan ataupun fakta-fakta
nyata.
Sebagai salah satu contoh penemuan
kerangka kapal yang diduga bahtera nabi nuh yang menggemparkan dunia
berikut penjelasan ilmiah mengenai banjir besar yang melenyapkan
peradaban manusia pada waktu itu, teori-teori yang di lemparkan ke
publik sangat detail dan masuk akal dan terukur. Dan tidak kalah heboh,
penemuan artefak-artefak kuno serta tulang belulang di dasar laut merah
yang diduga adalah peninggalan dari balatentara Firaun yang tenggelam
saat mengejar nabi Musa AS dan ummatnya.
Seorang Arkeologi bernama Ron Wyatt pada ahir
tahun 1988 menyatakan bahwa dirinya telah menemukan beberapa bangkai roda
kereta tempur kuno didasar laut merah. Menurutnya, mungkin ini
merupakan bangkai kereta tempur Pharaoh yang tenggelam dilautan
ketika digunakan untuk mengejar Musa bersama para pengikutnya.
Menurut pengakuannya, selain menemukan beberapa bangkai roda kereta
tempur berkuda, Wyatt bersama para krunya juga menemukan beberapa tulang
manusia dan tulang kuda ditempat yang sama.
penemuan ini
tentunya semakin memperkuat dugaan bahawa sisa-sisa tulang belulang itu
merupakan bahagian dari kerangka para tentara Pharaoh yang
tenggelam di laut Merah. Apalagi dari hasil pengujian yang dilakukan di
Stockhlom University terhadap beberapa sisa tulang belulang yang
berhasil ditemukan, memang benar adanya bahwa struktur dan kandungan
beberapa tulang telah berusia sekitar 3500 tahun silam, dimana menurut
sejarah,kejadian pengejaran itu juga terjadi dalam kurun waktu yang
sama.
Selain itu, ada suatu benda menarik yang juga berhasil
ditemukan, yaitu poros roda dari salah satu kereta kuda yang kini
keseluruhannya telah tertutup oleh batu karang, sehingga untuk saat ini
bentuk aslinya sangat sulit untuk dilihat secara jelas. Mungkin Allah
sengaja melindungi benda ini untuk menunjukkan kepada kita semua bahwa
mukjizat yang diturunkan kepada Nabi2-Nya merupakan suatu hal yang nyata
dan bukan merupakan cerita karangan belaka. Di antara beberapa bangkai
kereta tadi, ditemukan pula sebuah roda dengan 4 buah jeruji yang
terbuat dari emas. Sepertinya, inilah sisa dari roda kereta kuda yang
ditunggangi oleh Pharaoh sang raja.
Lokasi penyeberangan
diperkirakan berada di Teluk Aqaba di Nuweiba. Kedalaman maksimum
perairan di sekitar lokasi penyeberangan adalah 800 meter di sisi ke
arah Mesir dan 900 meter di sisi ke arah Arab. Sementara itu di sisi
utara dan selatan lintasan penyeberangan (garis merah) kedalamannya
mencapai 1500 meter. Kecerunan laut dari Nuweiba ke arah Teluk Aqaba
sekitar 1/14 atau 4 darjah, sementara itu dari Teluk Nuweiba ke arah
daratan Arab sekitar 1/10 atau 6 darjah. Diperkirakan jarak antara
Nuweiba ke Arab sekitar 1800 meter. Lebar lintasan Laut Merah yang
terbelah diperkirakan 900 meter.
Dapatkah kita membayangkan
berapa daya atau tekanan yang diperlukan untuk membelah air laut hingga
memiliki lebar lintasan 900 meter dengan jarak 1800 meter pada kedalaman
perairan yang rata2 mencapai ratusan meter untuk waktu yang cukup lama,
mengingat pengikut Nabi Musa yang menurut sejarah berjumlah ribuan?
(menurut tulisan lain diperkirakan jaraknya mencapai 7 km, dengan jumlah
pengikut Nabi Musa sekitar 600.000 orang dan waktu yang ditempuh untuk
menyeberang sekitar 4 jam).
Menurut perkiraan, Diperlukan
tekanan (gaya per satuan luas) sebesar 2.800.000 Newton/m2 atau setara
dengan tekanan yang kita terima Jika menyelam di laut hingga kedalaman
280 meter. Jika kita kaitkan dengan kecepatan angin, menurut beberapa
perhitungan, setidaknya diperlukan hembusan angin dengan kecepatan
konsisten 30 meter/detik (108 km/jam) sepanjang malam untuk dapat
membelah dan mempertahankan belahan air laut tersebut dalam jangka waktu
4 jam.
Dan (ingatlah), ketika kami belah laut untukmu, lalu kami selamatkan
kamu dan kami tenggelamkan (Fir’aun) dan pengikut-pengikutnya sedang
kamu sendiri menyaksikan (QS 2:50).Dan kami memungkinkan Bani Israil
melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir’aun dan bala tentaranya,
Karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir’aun itu
Telah hampir tenggelam berkatalah dia: “Saya percaya bahwa tidak ada
Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya
termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)” (QS 10:90).Dan
Sesungguhnya Telah kami wahyukan kepada Musa: “Pergilah kamu dengan
hamba-hamba-Ku (Bani Israil) di malam hari, Maka buatlah untuk mereka
jalan yang kering dilaut itu[933], kamu tak usah khawatir akan tersusul
dan tidak usah takut (akan tenggelam)”. (QS 20:77)Maka Fir’aun dengan
bala tentaranya mengejar mereka, lalu mereka ditutup oleh laut yang
menenggelamkan mereka. (QS 20:78)Lalu kami wahyukan kepada Musa:
“Pukullah lautan itu dengan tongkatmu”. Maka terbelahlah lautan itu dan
tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar. (QS 26:63)
Simulasi terbelahnya laut merah oleh ilmuan berdasarkan hukum fisika
Seperti yang mister kutip dari didiksugiarto.com
Sekelompok ilmuan asal Amerika bahkan melakukan simulasi khusus untuk
membuktikan secara ilmiah proses terbelahnya laut merah tersebut. Peran
angin dari timur yang berhembus kencang
dikabarkan membantu terbelahnya Laut Merah oleh Nabi Musa seperti yang
tertulis pada kitab suci agama Samawi,
Simulasi komputer memperlihatkan bagaimana angin
dapat menghempaskan air laut sehingga mencapai dasar lautan dan
membentuk laguna, kata kelompok peneliti di Badan Nasional Penelitian
Atmosfir dan Universitas Colorado di Boulder.
"Simulasi tersebut hampir cocok
dengan apa yang di ceritakan dalam kitab suci," kata pemimpin penelitian
itu, Carl Drews dari NCAR.
Menurut
Carl, berdasarkan ilmu fisika, angin dapat menghempaskan air menjadi
sebuah jalur yang aman untuk dilintasi karena sifatnya yang luwes,
kemudian kembali mengalir seperti semula.
Menurut tulisan dari
kitab suci Islam maupun Kristen, Nabi Musa AS. memimpin umat Yahudi
keluar dari Mesir atas kejaran Firaun pada 3.000 tahun yang lalu. Laut
Merah saat itu terbelah sementara untuk membantu rombongan Musa melintas
dan langsung menutup kembali, menenggelamkan para tentara Firaun.
Drews
dan kelompoknya meneliti tentang angin topan yang berasal dari Samudera
Pasifik menciptakan badai besar yang dapat menghempaskan air di laut
dalam.
Kelompoknya menunjukkan kawasan selatan Laut Mediterania
yang diduga menjadi tempat penyeberangan itu, dan memaparkan bentuk
tanah yang berbeda karena terbentuk setelahnya serta memicu isu mengenai
lautan yang terbelah.
Pemaparan tersebut membutuhkan bentuk
tapal kuda Sungai Nil dan laguna dangkal di sepanjang garis pantai. Hal
ini memperlihatkan angin berkecepatan sekitar 101 kilometer per jam yang
berhembus selama 12 jam, dapat menghempaskan air pada kedalaman sekitar
dua meter.
"Laguna itu memiliki panjang sejauh 3-4 kilometer dan
lebar sejauh lima kilometer yang terbelah selama empat jam," kata
mereka di dalam Jurnal Perpustakaan Umum Ilmu Pengetahuan, PloS ONE.
"Masyarakat
telah dibuat kagum atas cerita pembelahan laut itu, membayangkan bahwa
hal itu terjadi secara nyata," kata Drew menambahkan bahwa penelitian
ini menjelaskan tentang pembelahan laut tersebut berdasarkan hukum
fisika.(MRA).
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar