Jumat, 13 Januari 2017

Empat Konglomerat Bergaya Hidup Paling Melarat di Dunia

Konglomerat adalah sebutan bagi mereka yang memiliki kehidupan sangat wah dan mewah. Dengan segala kekayaan yang mereka punya, para konglomerat biasanya selalu memiliki gaya hidup yang glamour, selalu memakai barang mewah serta selalu sombong dengan apa yang mereka miliki. Memang sah-sah saja mereka melakukan itu semua, karena dengan kekayaan yang mereka punya apapun yang mereka inginkan akan mudah didapatkan.
Namun status konglomerat yang selama ini selalu identik dengan kemewahan nyatanya tidak berlaku bagi orang-orang dibawah ini. Memiliki kekayaan yang melimpah, nyatanya tak membuat konglomerat ini untuk bertansportasi menjadi orang yang sombong dan suka memamerkan kekayaannya. Malah apa yang dilakukan mereka adalah kebalikan dari kebiasaan konglomerat lainnya. Mereka lebih memilih hidup melarat ketimbang hidup nyaman dengan kekayaannya.
Koq bisa? Ternyata para konglomerat ini sangatlah berbeda dengan konglomerat lainnya. Mereka lebih memilih hidup melarat karena mereka ingin sama-sama merasakan apa yang dirasakan oleh orang miskin. Bahkan tak sedikit dari mereka yang kerap menyumbangkan harta kekayaannya untuk amal dan kegiatan sosial. Mereka bahagia dengan kehidupan melarat yang mereka punya. Bagi mereka kebahagiaan tak selamanya bisa di beli dengan materi saja.
Berikut adalah empat kisah konglomerat yang lebih hidup melarat ketimbang hidup mewah dengan segala kekayaan yang mereka miliki :
Klaus Zapf

Empat Konglomerat  Bergaya Hidup Paling Melarat di Dunia
Klaus Zapf meruapakan konglomerat asal Jerman yang punya penampilan tak terurus bahkan mirip lelaki tua tunawisma, tak punya rumah serta keluarga. Namun siapa sangka, dia adalah seorang pebisnis kakap dan memiliki 600 karyawan dari jasa pindah rumah melayani seluruh wilayah Jerman.
Namun Zapf tak lantas berfoya serta bergaya mewah. Dia bahkan menyumbangkan sebagian kekayaannya. Lelaki ini dengan bangga mengakui kalau dia adalah pemuja sosialisme. Dia sangat mengagumi ideologi tersebut. Saat masih kuliah ia bahkan bergabung dengan golongan kiri di kampusnya. Sampai-sampai ia memajang patung Vladimir Lenin, tokoh sosialis terkemuka di ruang kantornya di Kreuzberg. "Di sini, delusi akan keagungan disembuhkan setiap hari," katanya.
Robert DSouza

Empat Konglomerat  Bergaya Hidup Paling Melarat di Dunia

Robert D'Souza lelaki penghuni sebuah rumah bagi pengemis di Kota Colaba, India, ternyata memiliki kekayaan bernilai miliaran. Dia tidak pernah melansir sebab memang tak pernah mau tahu berapa jumlahnya. Sehari-hari dia hanya berjalan-jalan keliling kota dan melihat pemandangan.
Rupanya kegiatannya itu bukan tanpa alasan. D'Souza pernah terserang katarak yang mengganggu penglihatannya. Namun setelah katarak itu bisa dioperasi, kerjaannya hanya melewati hari melihat keindahan alam sekitar. Ini mungkin sah-sah saja bagi D'Souza lantaran dia memiliki sebuah rumah sakit, hotel, serta beberapa miliar tabungan.
Eisha

Empat Konglomerat  Bergaya Hidup Paling Melarat di Dunia
Sehari-hari seorang janda asal Arab Saudi diketahui bernama Eisha hanya duduk di pinggiran Kota Jeddah dan berada di antara pengemis. Tak ada satu pun yang tahu ternyata dia seorang jutawan. Dia memiliki empat rumah di distrik Al-Balad, permata bernilai sekitar Rp 3,1 miliar dan tabungan senilai Rp 9,4 miliar.
Harta itu memang dia dapatkan dari mendiang suaminya. Namun sejak kepergian sang suami yang terlalu cepat, dia merasa kesepian lalu sering berjalan-jalan. Dia pun membiarkan sejumlah keluarga tinggal di rumah secara gratis. Sebelum meninggal Eisha bahkan membagi-bagikan harta kekayaannya pada kawan-kawan pengemisnya. 
Shiraj Haque
 
Empat Konglomerat  Bergaya Hidup Paling Melarat di Dunia
Shiraj Haque asal India kini menetap di Ibu Kota London ternyata memiliki properti seperti hotel, restoran, dan toko swalayan bernilai total Rp 96,8 miliar. Namun tak ada yang mengetahuinya lantaran dia malah tinggal di rumah kontrakan bersubsidi dengan nilai sewa hanya Rp 2,6 juta per bulan. 
Haque seorang pengusaha kaya yang juga berpartisipasi dalam Partai Sosial Demokrat Inggris. Dia melakukan ini lantaran ingin mengetahui nasib rakyat golongan menengah ke bawah yang sesungguhnya. Dalam tabungan dia tersimpan uang senilai Rp 3,5 triliun. Namun warga mengatakan saban hari hanya melihat Haque dan keluarga makan makanan cepat saji yang sangat murah.
Nah, itulah sekiranya empat kisah konglomerat yang lebih memilih hidup melarat ketimbang hidup mewah dengan harta yang melimpah. Bagi mereka kebahagiaan tak selamanya bisa dibeli dengan materi saja, malah menikmati kehidupan yang sedang dialami sekarang membuat mereka bahagia dan tak pernah bersedih. Semoga bisa menjadi contoh dan bermanfaat bagi kita semua.

Sumber :  http://www.anakregular.com/2015/12/empat-konglomerat-bergaya-hidup-paling.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar